Anemia, merupakan masalah yang sering dialami oleh penduduk Indonesia. Anemia memang dianggap sepele oleh penduduk Indonesia, oleh sebab itu Anemia menjadi masalah terbanyak yang ditangani mulai dari puskesmas hingga rumahsakit. Perlu Anda ketahui bahwa ada banyak masalah gizi pada anak-anak di Indonesia, namun ada 2 yang dianggap memiliki dampak paling luas dan jangka panjang yakni kuntet (stunting) atau pendek dan anemia. Jika tidak diatasi, keduanya bisa memicu masalah kesehatan yang lain.
"Kekurangan zat gizi mikro (penyebab kuntet dan anemia) sering tersembunyi dan tidak disadari, namun jika tidak diatasi bisa membawa dampak buruk dalam jangka panjang," kata Prof Dr Ir Hardinsyah, MS, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor dalam acara Nutritalk Sari Husada di Hotel Sultan, seperti ditulis Rabu (1/8/2012).
Zat gizi mikro yang mencakup vitamin dan mineral seperti zink, zat besi dan asam folat memiliki peran penting dalam pertumbuhan. Pembentukan tulang, gigi, sel, sistem pencernaan dan metabolisme bahkan sistem saraf dan kekebalan tubuh sangat dipengaruhi kecukupan gizi mikro
.
Akibatnya jika tidak terpenuhi, maka pertumbuhan anak akan terhambat dan berdampak hingga dewasa dan bahkan diwariskan pada generasi berikutnya. Terlebih, kecukupan zat gizi mikro tidak cuma dibutuhkan oleh anak-anak tetapi juga janin sejak masih dalam kandungan.
"Kekurangan zat gizi mikro lebih sering terjadi terutama kekurangan kalsium, zat besi, zinc, asam folat, vitamin B12, C dan D pada anak, perempuan dan ibu hamil. Penyebabnya karena pola makan yang miskin sumber pangan hewani dan buah," lanjut Prof Hardinsyah.
Solusi untuk mengatasi kekurangan zat gizi mikro menurut Prof Hardinsyah tidak cukup hanya dengan memberikan suplemen. Menurutnya, pendekatan lewat pangan akan memberikan solusi secara menyeluruh karena dengan makanan yang berimbang maka semua masalah gizi mikro otomatis akan teratasi. Baca - Cara Mengobati Anemia
Pemberian suplemen dengan kandungan zat gizi tertentu hanya akan memberi penyelesaian pada jenis zat gizi tersebut. Kalau hanya mengandalkan suplemen, kekurangan zat gizi lain juga harus diatasi dengan suplemen lain dan itu sangat tidak efisien dibandingkan melalui pendekatan pangan.
0 komentar:
Posting Komentar