Kegiatan apapun yang dilakukan dalam keadaan mengantuk tentu hasilnya tak sama dengan melakukannya dalam kondisi fit. Saat mengantuk, akan terjadi penurunan konsentrasi, kewaspadaan, dan refleks. Konsekuensinya, orang yang mengantuk lebih sering melakukan kesalahan yang mempengaruhi akurasi hasil.
Saat mengantuk tidak disarankan untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan konsentrasi tinggi dengan konsekuensi berbahaya seperti mengemudi. Namun tak jarang pula orang memaksakan diri.
Dokter spesialis kesehatan tidur Rumah Sakit Mitra Kemayoran dr. Andreas Prasadja mengatakan, mengemudi saat mengantuk sama berbahayanya dengan mengemudi saat mabuk. Bahkan kecelakaan berkendara akibat mengantuk dua kali lipat dibandingkan jumlah kecelakaan akibat kondisi kendaraan yang tidak layak, dan tiga kali lipat dibandingkan dengan jalan yang tidak layak.
Sayangnya, ujar Andreas, rasa kantuk sering tidak disadari akibat penggunaan stimulan seperti kafein dan nikotin yang dapat menunda kantuk. "Stimulan konon dapat mengatasi kantuk, padahal itu hanya bisa menundanya," tandasnya.
Andreas pun memaparkan tanda-tanda klinis yang perlu diperhatikan saat akan/sedang mengemudi. Jika mengalami tanda-tanda ini, maka sebaiknya Anda mengurungkan niat untuk mengemudi.
1. Kehilangan konsentrasi.
Anda mulai sulit untuk fokus terhadap suatu kegiatan yang Anda lakukan. Anda juga sering memikirkan hal-hal lain di luar apa yang seharusnya Anda pikirkan alias pikiran menerawang.
2. Mata lebih sering berkedip.
Anda merasakan mata Anda mulai pedih dan frekuensi berkedip semakin sering.
3. Berulang kali menguap.
Menguap merupakan tanda mengantuk yang umum, yang menandai otak mulai kekurangan oksigen.
4. Sulit menjaga kepala tetap tegak.
Kepala terasa berat dan lebih ingin disandarkan.
5. Melanggar peraturan.
Terutama saat mengemudi, orang yang ngantuk sering melanggar marka jalan, melewati jalur, dan melakukan beberapa pelanggaran lain.
6. Mudah terpancing emosi.
Mudah tersinggung dan marah salah satu tanda Anda mengantuk.
7. Tidak sadar melewati jalan.
Ketika mengemudi, begitu tersadar Anda terkejut karena sudah melewati jalan tertentu.
Saat mengantuk tidak disarankan untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan konsentrasi tinggi dengan konsekuensi berbahaya seperti mengemudi. Namun tak jarang pula orang memaksakan diri.
Dokter spesialis kesehatan tidur Rumah Sakit Mitra Kemayoran dr. Andreas Prasadja mengatakan, mengemudi saat mengantuk sama berbahayanya dengan mengemudi saat mabuk. Bahkan kecelakaan berkendara akibat mengantuk dua kali lipat dibandingkan jumlah kecelakaan akibat kondisi kendaraan yang tidak layak, dan tiga kali lipat dibandingkan dengan jalan yang tidak layak.
Sayangnya, ujar Andreas, rasa kantuk sering tidak disadari akibat penggunaan stimulan seperti kafein dan nikotin yang dapat menunda kantuk. "Stimulan konon dapat mengatasi kantuk, padahal itu hanya bisa menundanya," tandasnya.
Andreas pun memaparkan tanda-tanda klinis yang perlu diperhatikan saat akan/sedang mengemudi. Jika mengalami tanda-tanda ini, maka sebaiknya Anda mengurungkan niat untuk mengemudi.
1. Kehilangan konsentrasi.
Anda mulai sulit untuk fokus terhadap suatu kegiatan yang Anda lakukan. Anda juga sering memikirkan hal-hal lain di luar apa yang seharusnya Anda pikirkan alias pikiran menerawang.
2. Mata lebih sering berkedip.
Anda merasakan mata Anda mulai pedih dan frekuensi berkedip semakin sering.
3. Berulang kali menguap.
Menguap merupakan tanda mengantuk yang umum, yang menandai otak mulai kekurangan oksigen.
4. Sulit menjaga kepala tetap tegak.
Kepala terasa berat dan lebih ingin disandarkan.
5. Melanggar peraturan.
Terutama saat mengemudi, orang yang ngantuk sering melanggar marka jalan, melewati jalur, dan melakukan beberapa pelanggaran lain.
6. Mudah terpancing emosi.
Mudah tersinggung dan marah salah satu tanda Anda mengantuk.
7. Tidak sadar melewati jalan.
Ketika mengemudi, begitu tersadar Anda terkejut karena sudah melewati jalan tertentu.
Sumber : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar